Headlines News :
Home » , , » Jangan…!!!

Jangan…!!!

Written By Unknown on Kamis, 26 Juni 2014 | 00.09

Gambar Jangan : Ilustrasi
Jangan…!!!
Jangan paksa aku menikmati cerahnya mentari pagi dengan senyuman
Ketika aku hanya ingin menikmati dinginnya kabut pagi untuk mendinginkan hatiku yang gundah gulana diselimuti kabut duka yang kelam…
Aku hanya ingin bergelung dalam diam, menangisi anak-anakku yang kulahirkan dan kemudian kutemui dipantaiku yang putih atau rimbaku yang lebat dengan tubuh tercabik dan terpenggal-penggal

Kulahirkan mereka dari rahimku dengan tubuh utuh
Kunikmati saat-saat menatapnya tumbuh, namun kau kembalikan dia padaku hanya sepotong-sepotong,

Dimana kau simpan bagian tubuhnya yang lain?
Aku masih ingat saat mereka kusapih, kusirami hidup mereka dengan cinta dan kebahagiaan…Namun kau merampasnya diriku dengan kebuasanmu,

Jangan…!!!
Jangan paksa aku menengadahkan wajahku memandang kehidupan sedangkan anak-anakku terbujur kaku dan dingin membeku karena kekejamanmu.
Jangan paksa aku menatap indahnya kelam malam yang pekat berbintang dan dihiasi rembulan, ketika anak-anakku berada dalam kegelapan yang pekat karena keserakahanmu.
Malam-malam indah kulalui dengan mereka penuh canda tawa dan cinta
Hingga terkadang aku meminta pada-Nya agar aku hidup 1000 tahun lagi untuk menikmati tatapan penuh impian yang terpancar dimata mereka.
Namun kini mata mereka tertutup rapat tanpa sinar kehidupan.
Kau pikir aku sanggup menatapnya??

TIDAK…!!!
Apa lagi yang harus kunikmati, sedangkan tunas-tunasku kau patahkan satu persatu di depan mataku.
Kecerahan mentari sudah tak berarti lagi bagiku,
Aku hanya ingin berbaring disisi para buah hatiku karena tak ada lagi yang bisa menahanku untuk menikmati indahnya kehidupan.
Dukaku tak terhibur…

Aku tak kuat karena lelah menguras air mataku setiap hari
Hingga kini aku tak tahu lagi apa artinya air mata yang mengalir di pipi
Sudah lama waktu berselang, ketika aku masih mampu membedakan jenis air mata,
Kini aku hanya mampu terisak pelan tanpa air mata karena rasa sakitnya hanya membuat hatiku bersimbah darah tak henti..

Kau rampas anak, suami, ayah, ibu dan saudara-saudaraku didepan mataku
Dan kini kau memintaku untuk tersenyum??
Melimpahiku dengan kemewahan untuk menghibur duka lara hatiku?

Jangan..!!
Jangan menghiburku karena dukaku ini tak ingin dihibur !!!
Terus…, Teruslah angkat laras senapanmu dan bongkar dadaku yang pernah menyusui para buah hatiku.

Kokang senjatamu dan cabik raga semuku jika itu bisa meredam kegentaranmu.
Aku tahu, kau takut melihat tatapan penuh tekad dimata anak-anakku..
Aku tahu kaupun takut melihat genggaman tangan mereka yang kuat dan keras terkepal,
Aku juga tahu, kau takut melihat dada mereka yang terbusung penuh kebanggaan dan keberanian untuk menantangmu.

Teruslah mengumbar nafsu serakahmu, karena akupun telah bertekad untuk terus melahirkan anak dari rahimku untuk meredam kebiadabanmu !
CUKUP sudah jasad-jasad kaku yang kukasihi terbujur diam didepan mataku, walau hanya penggalan-penggalan semata.

Aku tak akan menangis dan berkubang dalam dukaku !!
Akan kulahirkan anak-anak pemberontak yang akan menghadang langkahmu,
Jangan silahkan aku, karena kaulah penyebab semua ini,
Kau mendiamkan satu anakku, namun aku akan terus melahirkan seribu anakku untuk menantangmu!
Aku takkan lari, sobat, aku masih disini !!
Ini duniaku, walu kau membuatnya suram untuk ku tinggali
Sekali lagi kuingin kau tahu bahwa aku takkan pergi pergi kemanapun,
Disinilah, diatas tanah tempatku berpijak kau mendiamkan dan membungkam anak-anakku dengan laras senapanmu,

Maka akupun tak akan pergi jauh untuk kau kejar
Akan kuhadapi keserakahan dan kebuasanmu walau aku harus membayar mahal dengan milikku yang paling berharga…..’Nyawaku !!

Itu sumpahku, untuk para buah hatiku yang tercecer dan mengering tanpa kuusap dengan jemariku
Karena kaulah sebenarnya yang membuatku tegar dan kuat meneruskan impian anak-anakku,

Dengar..!!!
“Aku takkan tinggal diam melihatmu merenggut anak-anakku dariku”
(Ronda Aurora)***

Bagikan Postingan Ini :

Posting Komentar

 
Copyright © 2014. MEE YAGAMO YEIMO - FREE WEST PAPUA